Pahala Besar di Balik Memberi Makan Berbuka

Sudah tahukah Anda di balik memberi makan berbuka ada pahala yang besar?
Bulan Ramadhan benar-benar kesempatan terbaik untuk beramal. Bulan Ramadhan adalah kesempatan menuai pahala berlimpah. Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika itu agar menuai ganjaran yang luar biasa. Dengan memberi sesuap nasi, secangkir teh, secuil kurma atau snack yang menggiurkan, itu pun bisa menjadi ladang pahala. Maka sudah sepantasnya kesempatan tersebut tidak terlewatkan.
Inilah janji pahala yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebutkan,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“ Siapapun yang memberi makan orang yang berpuasa, maka dialah pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga .” [1]
Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air. [2]
Ath Thobari rahimahullah menerangkan, “Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi. Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi kabar bahwa orang yang mempersiapkan segala perlengkapan perang bagi orang yang ingin menari, maka ia akan mendapatkan pahala menggemuk. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun akan mendapatkan pahala berpuasa.” [3]
Sungguh luar biasa pahala yang diiming-imingi.
Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah keutamaan yang diraih dari do'a orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do'a yang terkabulkan. Karena memang do'a orang yang berbuka puasa adalah do'a yang mustajab. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang do'anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do'a orang yang terdzolimi .” [4]
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do'a karena ketika orang yang berpuasa itu telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan syarat dan ketentuan diri. [5]
Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo'akan sebagaimana do'a yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam mengamalkannya, maka sungguh rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,
اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
“Allahumma ath'im man ath'amanii wa asqi man asqoonii ” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan saya dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman saya] [6]
Tak lupa pula, ketika kita memberi makan berbuka, hendaknya memilih orang yang terbaik atau orang yang sholih. Carilah orang-orang yang sholih yang bisa mendo'akan kita ketika mereka berbuka. Karena perbincangan harta terbaik adalah di sisi orang yang sholih. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata pada 'Amru bin Al 'Ash,
يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ
“Wahai Amru, sebaik-baiknya harta adalah harta di tangan hamba yang Shalih.” [7]
Dengan banyaknya berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan berpuasa itulah jalan menuju surga. [8]
Dari 'Ali, ia berkata, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya .” Lalu seorang baduwi arab berdiri sambil berkata, “ Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “ Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia tidur .” [9]
Seorang yang semangat dalam kebaikan pun berujar, “Seandainya saya memiliki kelebihan rizki, di samping puasa, saya pun akan memberi makan berbuka. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Sungguh pahala berlimpah seperti ini tidak akan saya sia-siakan. Mudah-Mudahnya Allah pun memudahkan hal ini.”
Lalu bagaimanakah dengan Anda?
Disusun di hari penuh berkah, Panggang-GK, 4 Sya'ban 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
==================
[1] SDM. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[2] Faidul Qodhir, 6/243.
[3] Syarh Ibnu Baththol, 9/65.
[4] SDM. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[5] Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/194.
[6] HR. Muslim nomor 2055.
[7] SDM. Ahmad 4/197. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.
[8] Lihat Lathoif Al Ma'arif, 298.
[9] SDM. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Sumber: https://rumaysho.com/1147-pahala-besar-di-balik-memberi-makan-berbuka.html